Kamis, 29 April 2010

KREATIVITAS ITU BUKAN GILA

Pagi itu..., dengan wajah berseri aku masuk kelasku (kelompok B) ,peri-peri kecilku lari menyambutku .Dengan senyum tulus dan ceria semua mengucapkan salam "Selamat pagi bu guru....", kujawab dengan gembira dan senyum manis "pagi". sambil mengumpulkan daun-daun mangga, yang pagi itu rencananya akan kujadikan sebagai materi bidang pengembangan seni (indikator 22) membuat berbagai bentuk dari kertas, daun-daunan. Yah !pagi itu anak -anak akan kuajak membuat mahkota raja dari daun mangga. Ini bukan bentuk penghematan atau mau mudahnya saja, tetapi sebagai guru TK kan dituntut untuk pandai memanfaatkan lingkungan dan secara kebetulan di TK kami banyak ditumbuhi pohon mangga, jadi klop kan.
Dengan asyik dan kegembiraan yang terpancar dari peri-peri kecilku, terlihat mereka asyik dan sangat antusias dalam merangkai daun-daun mangga menjadi satu lingkaran yang pas dengan lingkar kepala mereka, dan lucunya ketika ada salah satu temannya sudah selesai dan mencoba untuk memakainnya , teman-teman yang melihatnya langsung tertawa cekikikan dan tertawa lepas "Bu Andi jadi raja ", teriak salah seorang anak disudut kelas. Aku tersenyum mengangguk "Yah semua akan jadi raja kalau sudah selesai mahkotanya". Merekapun menjawab "Ya..bu", segera mereka melanjutkan pekerjaannya , berlomba untuk dapat menyelesaikan dengan cepat sambil mulutnya tak berhenti bercerita.
Pagi itu aku puas, aku gembira karena sudah membuat peri-peri kecilku berkarya dan yang terpenting mereka dapat menghargai hasil karyanya. Esok hari..., aku sudah merencanakan akan mengajak anak-anak mengenal bagian-bagian tanaman. Anak -anak akan kuajak ke kebun. Semua peralatan sudah kusiapkan, ketika tiba-tiba ada suara menangis pelan tertahan seperti tangis terluka. Aku terkesiap kaget, kucari asal suara tangis..."Hey..selamat pagi Evita, kok menangis, ada apa sayang ?,tanyaku. Evita tidak menjawab termenung sejenak, lalu "Bu..., aku gak boleh pakai mahkota raja kemarin, kata mamaku seperti orang gila. Aku akan dibelikan mahkota yang bagus, tapi Vita kan ingin memakai mahkota yang bikin sendiri". Aku kaget, sekaget-kagetnya , dengan spontan kupeluk erat tubuh mungil Evita, untuk sesaat aku bingung, apa yang harus kukatakan dan kujelaskan pada anak sekecil Evita. Setelah agak tenang kukatakan dengan pasti "Sayang..., Evita tidak gila, tapi Evita anak yang kreativ. Ingat sayang kreativ tidak sama dengan gila". jawabku yakin. Evita mengangguk senang lalu berlari keluar bermain dengan temannya kembali. Aku masih tercenung...,sedih dan tidak mengerti. Tiba-tiba aku teringat peristiwakemarin, ketika melihat seorang guru TK telah membebani siswanya dengan tugas yang melebihi kemampuan anak (yang dengan jengkel telah kuvonis sebagai pembunuh karakter anak). Dan sekarang yang kutemui lain lagi..., seorang ibu yang dengan tanpa perasaan telah memberi CAP "Orang Gila" hanya karena anak ingin memamerkan hasil karyanya berupa mahkota raja dari daun mangga. Yang notabene hasil karya tersebut diperoleh dari gurunya, yaitu aku...(penulis), berarti penulis artikel ini juga "Gila". Ah entalah kuserahkan semua penilaian pada pembaca yang budiman. Tapi penulis punya keyakinan bahwa kreativitas itu tidak sama dengan Gila, dan kemajuan sekolah juga tidak sama dengan pembunuhan karakter anak. Dan sudah sewajarnyalah kalau kita para guru dan orang tua hendaknya mempunyai sikap seperti motto bapak pendidikan, Ki Hajar Dewantoro dalam memfungsikan jabatan dan kedudukannya, yaitu :"Ing arso asung tulodho, ing madyo ambangun karso, tut wuri handayanai", (keteladanan, pemberdayaan, dan motivasi) yang ketiga motto tersebut jelas tidak dapat dipisahkan secara tegas dan praktis karena saling terkait. Untuk Pendidikan Taman Kanak Kanak Indonesia...BRAVO......................................

Senin, 12 April 2010

MASA DEWASA DINI TERKAIT DENGAN PENYESUAIAN PEKERJAAN & PEKERJAAN

Masa perkembangan dewasa muda (youngadulthood) ditandai dengan keinginan mengaktualisasikan segala ide pemikiran yang dimatangkan selama mengikuti pendidikan/akademik (SMA/SMK/Universitas). Mereka sangat bersemangat untuk meraih tingkat kehidupan ekonomi yang tinggi (mapan).Segala daya upaya yang berorientasi untuk mencapai keberhasilan akan selalu ditempuh dan diikuti sebab dengan keberhasilan itu dapat digunakan untuk pembuktian diri. Berbagai pengalaman baik yang berhasil maupun yang gagal dalam menghadapi suatu masalah akan dapat dijadikan pelajaran berharga guna membentuk seorang pribadi yang matang dan bertanggung jawab . Namun demikian individu /seseorang yang pada masa dewasa awal perlu penyesuaian diri dalam menyalurkan segala potensinya untuk mengembangkan diri baik dalam karier ataupun keluarga, karena menurut beberapa ahlimengatakan bahwa perkembangan individu pada masa dewasa awal adalah masa transisi atau masa peralihan dari masa remaja akhir menuju masa dewasa awal. Sehingga untuk menyelesaiakan tugas perkembangannya masa dewasa awal memerlukan penyesuaian penyesuaian untuk memasuki masa dewasa awal dengan kesiapan yang optimal.

Pengertian Perkembangan Masa Dewasa Awal